Puluhan Warga Tamalatea Seruduk Kantor PN Jeneponto, Demonstran Minta Keadilan

    Puluhan Warga Tamalatea Seruduk Kantor PN Jeneponto, Demonstran Minta Keadilan
    Puluhan warga Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) seruduk Kantor Pengadilan Negeri (PN) Jeneponto untuk meminta keadilan atas kasus pencurian dan dugaan radupaksa anak dibawah umur (foto: Indonesiasatu-Syamsir).

    JENEPONTO, SULSEL - Puluhan warga Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyeruduk Kantor Pengadilan Negeri (PN) Jeneponto, Selasa (13/8/2024).

    Sekitar 40 warga tersebut datang membawa sejumlah spanduk bernada tuntutan. Mereka meminta keadilan atas kasus dugaan pencurian dan radupaksa anak di bawah umur inisial DA (13). 

    "Seret dan adili istri dan anak dan mertua pelaku pemerkosaan (Yusriadi alias Uci) penyekapan dan perampokan emas dan HP karena terduga terlibat mengetahui kejadian, " tulis tuntutan dalam spanduk tersebut.

    Dalam spanduk lainnya, dibubuhi tulisan agar Yusriadi dihukum seberat-beratnya.

    "Harapanku dihukum seberat-beratnya, kalau perlu dihukum sampai mati, tidak bolehmi tinggal di Jeneponto, kalaupun dia (Yusriadi) mati harus dikeluarkan dari Jeneponto karena ini siri' (harga diri), " sorak ibunda korban berinisial N.

    Kuasa hukum korban, Andi Alwi yang berada di lokasi tampak menenangkan keluarga kliennya karena tersulut emosi.

    Suasana yang panas membuat Andi Alwi mengambil alih penyampaian dan aspirasi kliennya.

    "Di dalam dugaan pencurian ini kami menduga kuat adanya keterlibatan istri dan anaknya (Yusriadi), maka dari itu harapan dari keluarga korban ini agar kiranya keterlibatan istri dan anak Yusriadi juga bisa diproses hukum, " jelas Andi Alwi.

    "Kita yang ada disini adalah masyarakat Jeneponto, keluarga korban datang kesini atas dasar siri' karena adanya perbuatan yang dilakukan Yusriadi, kemudian pihak keluarga korban yang datang kesini karena adanya rasa pacce atau rasa kasihan terhadap korban, " sambungnya.

    Usai menyampaikan aspirasi, ibu korban atau N memaparkan kronologi radupaksa yang dialami anaknya, DA.

    Kejadian tersebut terjadi pada Selasa 2 Januari 2024 silam. N mengaku, bahwa anak pelaku yakni Putri (15) diduga sengaja mengarahkan Yusriadi untuk mencuri hingga berakhir rudapaksa.

    "Putri itu yang kasih kode bapaknya, dia bilang bapak ada emas di kamarnya DA, " ujar N kepada Tribun Timur.

    Lanjut N, keterlibatan istri pelaku bernama Mariati didga kuat menikmati hasil curian.

    Pelaku diduga mencuri tujuh gram emas serta HP android milik korban senilai Rp 3 juta.

    Sementara mertua pelaku yakni Sangkala juga diduga terlibat saat Yusriadi ingin melarikan diri keluar kota.

    "Perannya dia (Mariati) menerima hasil curian suaminya (emas dan HP), kalau mertuanya (Sangkala) dia yang bonceng ke Makassar (Yusriadi) untuk kabur ke Kalimantan, " tuturnya.

    Terkait hal tersebut, Panitera PN Jeneponto Menriati Tarro menyambut baik kedatangan puluhan keluarga korban.

    Dimana diketahui, Yusriadi saat ini masih menjalani proses hukum di Pengadilan Negeri Jeneponto.

    "Khususnya di Pengadilan Negeri Jeneponto hakim ini yang mengadili dan tidak diintervensi oleh siapapun, hakim mengambil keputusan sesuai fakta persidangan, apa yang menjadi tuntutan semua mempunyai mekanisme bahwa yang tersangka ini itulah yang masuk ke pengadilan dan diadili di pengadilan, " kata Menriati Tarro.

    Pihaknya pun menegaskan bahwa seluruh perkara yang berjalan akan ditindak sesuai koridor.

    "Siapapun dalam hal ini hakim menjatuhkan putusan itu tidak ada intervensi, kami tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah dan mengadili seadil-adilnya sesuai fakta di persidangan, " pungkasnya (*). 

    Muh. Andhi Syam

    Muh. Andhi Syam

    Artikel Sebelumnya

    Puluhan Tahun Terdampak Air Asin, Petani...

    Artikel Berikutnya

    Jeneponto Bersinar, Ribuan Warga Antusias...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Pasiops Kodim 1710/Mimika Pimpin Apel Kesiapan Pasukan TNI Pada Pengamanan TPS Pemilukada Tahun 2024 BKO Polres Mimika
    Yakinkan Dapat Berjalan Dengan Lancar Dan Aman, Dandim 1710/Mimika Dampingi Wakapolda Papua  Pantau Langsung Pemungutan Suara Di TPS
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?
    1.200 Relawan Dozer Bergerak Massif Siap Menangkan PASMI di Pilkada Jeneponto, Paris dan Islam Dipastikan Kuat
    Pastikan Penyaluran Bantuan Bibit Benih Padi Tidak Dipolitisasi, Dinas Pertanian Jeneponto Libatkan TNI-Polri dan Panwas
    HUT RI ke-78 "Nyalakan Mimpi", PLN ULP Jeneponto Beri Bantuan Meteran Listrik Gratis dan Sembako kepada Warga Kurang Mampu
    Perkuat Kolaborasi Aksi Antar Pemkab dan PP, Pj Bupati Jeneponto Temui Kemenparekraf RI, Ini yang Dibahas
    Responsif, Kapus Tamalatea dan Ahli Gizi Datangi Langsung Anak Stunting dan Gizi Buruk di Tonrokassi
    1.200 Relawan Dozer Bergerak Massif Siap Menangkan PASMI di Pilkada Jeneponto, Paris dan Islam Dipastikan Kuat
    Debat Kandidat di Makassar, Paslon Bupati Paris-Islam Menakjubkan saat Sampaikan Closing Statemen
    Hari Perayaan Idul Adha 1445 H, Polres Jeneponto Kurban 50 Ekor Sapi
    Pj Bupati Jeneponto Jenguk Bayi yang Ditemukan di Semak-Semak, Junaedi Akui Luar Biasa Pelayanan RS Latopas
    Keluarga Korban Minta Polsek Bangkala Tangkap Terduga Pelaku Pengeroyokan Kades Tombo-Tombolo Cs, Adi: Kami Ingin Keadilan
    Selain Ditunjuk Jadi Ketua Tim Hukum, Eks Ketua Bawaslu Jeneponto Siap Memenangkan Paris Yasir di Pilkada
    Puluhan Tahun Terdampak Air Asin, Petani di Tamalatea Gotong Royong Bikin Tanggul dari Karung Diisi Pasir
    KPU Jeneponto Bekali Pengetahuan Seluruh PPK dan PPS Bimtek TOT untuk KPPS pada Pilkada Serentak Tahun 2024
    TNI Berbagi, Dandim 1425 Jeneponto Dampingi Danbrigif 3 TBS Kostrad Serahkan Bansos kepada Warga Kurang Mampu
    Diduga Perkosa Istri Orang, Rumah Terduga Pelaku di Bangkala Diamuk Massa

    Ikuti Kami